My Blog

My Blog

Senin, 04 Agustus 2014

Kuliah Itu Tak Seindah Di FTV

Kuliah itu bebas..

Kuliah itu enak..

Kuliah itu gak perlu pake seragam

Kuliah itu gak perlu belajar dari pagi sampai sore

Kuliah itu santai

 

Kalimat-kalimat tersebut sering dilontarkan oleh para siswa yang desperate sama sekolahnya. Kebanyakan siswa kelas 12 pengen buru-buru lulus dan cepet kuliah. Aku  juga dulu begitu sewaktu depresi mikirin tugas kelas 12. Aku sempet berpikir bahwa jadi mahasiswa itu asik, gak perlu dateng ke sekolah pagi-pagi, gak perlu ngisi absen kalo terlambat dateng, dan gak perlu pake seragam lagi. Jujur Aku dulu pernah gak masuk sekolah gara-gara seragam sekolahku baru dicuci dan masih basah. Daripada aku dikira salah kostum, lebih baik aku bolos, ( Oke, ini contoh yang gak bener J.) 

Asumsi kalo kuliah itu enak diperkuat dengan ftv di tv-tv itu. Di ftv-ftv itu dijelaskan bahwa kuliah itu dateng, masuk kelas bentar, main ke kantin, dan pulang langsung ke mall. Tapi setelah menjalani kuliah yang sebenernya, aku merasa ditipu sama ftv. Andaikan ftv itu suatu produk, udah aku  tuntut tuh ftv dengan dalih perlindungan konsumen. Tapi sayangnya tidak demikian L  ( Cieee marahh hehe J)

 

Nihh buktinya K

 

1. BAJU

 

Kalo di ftv, kamu bakal ngeliat kalo ada cewek cantik pake mini dress yang jelas-jelas tak berkerah dan dosennya diem aja.

Ini salah...!!! Kenapa salah karena ada sebagian dosen yang melarang mahasiswanya menggunakan baju tidak berkerah.


2. SANTAI

Ini salah besar. Di ftv kamu ngeliat kuliah itu cuman duduk diem, tanpa tugas terus main-main kemana suka-suka dia.

 
Tetapi kenyataannya adalah tugas yang gak ada matinya. Hampir setiap matakuliah itu siklusnya begini :

kita bentuk kelompok à bikin makalah dan powerpoint à 2 minggu lagi dikumpulin à presentasi.

Oh Tuhan, jadi hidupku penuh dengan makalah dan presentasi L

 

3. JADWAL TIDAK PASTI

 Kalo misalnya kamu sekolah, kamu pasti punya yang namanya jadwal pelajaran dan gurunya bakal mengikuti jadwal itu. 

Nah kalo di dunia perkuliahan ini berbanding terbalik 180° artinya disini bukan pengajar yang mengikuti jadwal, tapi jadwal yang mengikuti pengajar karna memang dosen-dosen super sibuk.


 

INGAT....!!!! 


Minggu, 03 Agustus 2014

7 KEBIASAAN MAHASISWA YANG UNIK


ok, di sini ane akan sharing tentang 7 kebiasaan mahasiswa yang ga di miliki oleh siswa biasa, meskipun ga di lakukan oleh semua mahasiswa, tapi segelintir mahasiswa seperti itu gan, ini bukan pelecehan lho gan, tapi ini fakta yang udah ane alami sendiri,,haha

oke langsung aja ya, ni 7 kebiasaan mahasiswa yang unik itu:

1. Mahasiswa itu bagaikan kelelawar, malem berkeliaran siangnya tidur nyenyak di kos, biasanya sih begadang cuma maen PS ato ga ya nonbar di kos.


2. kalau lagi males banget buat kuliah pasti langsung calling temen bilang "bro, gw TA ea (titip absen :D), ntar gw beliin bakso dech" #rayuan gombal..

3. kalau bosen ama ceramahnya dosen yang membosankan banget, pasti langsung ambil langkah antisipasi, kalau ga tidur ya ambil kursi paling belakang langsung online...






4. mahasiswa itu harus pengiritan se irit-iritnya, caranya cari warung makan yang nasinya ambil sendiri n super murah, pasti warungnya rame deh tu, kalau ga ya cari temen kos yang baik hati yang mau di minta nasinya, kan kita tinggal cari sayur doank tuh,,,


5. ngerjain tugas mepet batas akhir pengumpulan, walaupun tugas itu deadline nya sebulan ato sehari sama aja ngerjainnya pas mlm deadline nya,,,kebiasaan,,,:D

6. kalau ngerjain tugas kelompok cuma numpang nama doank, di suruh berangkat ngerjain bareng ya seribu alasan yang di keluarkan, pas presentasi pasti ga tau materi apa pun...


7.  Mahasiswa kuliah pulang doank, biasanya sih agak ilfell ama mahasiswa yang aktif, mungkin karena iri kali ye?:D



cukup sekian artikel ane gan,,artikel ini cuma bwt hiburan semata,,,:D

sumber gambar: www.google.co.id

KEBIASAAN BURUK MAHASISWA (RUMUS COPAS)







Jangan salahkan teknologi karena kebiasaan buruk ini berawal dari mental pribadi masing-masing, yang (sialnya) justru banyak pelakunya.
Maksud hati menjadi mahasiswa yang ideal di mana akademis dan kegiatan bisa berjalan dengan selaras, punya banyak teman dan disegani para dosen, sampai punya prestasi gemilang seperti menjadi Mawapres. Kenyataannya? Menjadi mahasiswa ideal seperti itu tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, tentunya perlu melalui proses yang sesuai pula. Namun, adakalanya mahasiswa mengesampingkan proses tersebut dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan NILAI yang baik. Hal ini menjadi kebiasaan buruk yang muncul di keseharian mahasiswa saat ini. Belum lagi jika mahasiswa tersebut belum mampu menguasai dirinya, bisa jadi ada lebih banyak lagi kebiasaan buruk yang dicatat.
Kebiasaan buruk apa saja yang dimaksud? Banyak. Berikut merupakan bagian pertama catatan yang dikumpulkan penulis dari berbagai sumber.

Rumus Copas (Copy Paste)


Copas (baca:kopas) bukanlah kopi panas. Kemungkinan besar ada banyak mahasiswa yang akrab dengan formulasi keyboard Ctrl+C dan Ctrl+V ini. Bahasa keren lainnya dari kebiasaan buruk ini adalah plagiarisme.
Kebiasaan buruk ini adalah sebuah situasi di mana mahasiswa bukannya mengerjakan tugas sendiri, melainkan menjiplak pekerjaan orang lain. Kemajuan teknologi menjadikan kebiasaan buruk ini semakin mudah dilakukan dan semakin sulit diawasi. Tugas yang dijiplak pun sudah tidak sebatas tugas teman sekelas, tapi juga bisa mahasiswa dari kampus lain. Asal ada sambungan internet, search enginefile yang tersimpan di dunia maya, dan sedikit kreativitas, hasil kerjaan orang lain sudah menjadi milik kita.
Dulu, ketika jaman belum serba digital, menjiplak adalah sesuatu yang merepotkan. Meskipun tidak perlu berpikir, tetapi menyalin beribu kata dari satu halaman ke halaman yang lain akan sangat menguras tenaga dan waktu. Sekarang, di jaman yang semakinpaperless ini, kegiatan menjiplak pekerjaan ini bisa dengan mudah dilakukan dalam waktu yang lebih (bahkan relatif) singkat.Namun jangan salahkan teknologi karena kebiasaan buruk ini berawal dari mental pribadi masing-masing, yang (sialnya) justru banyak pelakunya.

Mengapa muncul kebiasaan COPAS?

Kebakaran terjadi karena adanya sumber api dan benda mudah terbakar. Sama dengan hal tersebut, kebiasaan ini bisa terjadi karena adanya suatu penyebab dan kesempatan.
Penyebab utama munculnya kebiasaan copy-paste ini adalah kemalasan. Faktor yang menyebabkan kemalasan ini pun bermacam-macam. Mungkin tugas yang diberikan terlalu banyak, ada hal lain yang lebih menarik untuk dikerjakan, sudah ada teman yang bisa dimanfaatkan, atau beribu alasan lainnya. Rasa malas menyebabkan sebuah tugas menjadi tidak penting di mata seseorang, sehingga tidak perlu usaha lebih untuk menyelesaikannya.
Sementara itu, kesempatan yang menjadikan kebiasaan Copas ini semakin mantap ada bermacam-macam. Selain faktor teknologi di atas, kurangnya pengawasan/pemeriksaan pada tugas juga menjadi salah satu alasannya. Mahasiswa mungkin akan berpikir, “Untuk apa mengerjakan serius? Toh tidak diperiksa.” atau “Dosennya tidak akan tahu.”
Bentuk tugas yang diberikan juga bisa memberikan kesempatan munculnya kemungkinan Copas. Tugas mengerjakan soal dan paper yang biasa, misalnya. Bentuk laporan berupasoftcopy dan print out juga memudahkan mahasiswa untuk melakukan Copas.
Selain itu, kesempatan juga bisa muncul dari sesama mahasiswa sendiri. Misalnya, ada mahasiswa yang tidak keberatan dijiplak kerjaannya.

Siapa saja yang menderita karena COPAS?

Kebiasaan buruk menyebabkan penderitaan bagi orang banyak. Bukan hanya orang lain, tapi juga diri sendiri.
Kebiasaan Copas lambat laun mengurangi kemampuan dan kreativitas mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan. Okelah kreativitas dalam desain meningkat (karena laporan dipermak sedemikian rupa agar beda dengan teman yang lain), tapi kemampuan pada mata kuliah yang bersangkutan menjadi tidak terasah karena pikiran tidak pernah benar-benar digunakan untuk menghadapi permasalahan yang ada. Hasilnya? Mahasiswa akan kebingungan ketika ujian.
Penderitaan juga bagi mahasiswa atau orang lain yang dijiplak pekerjaannya. Sebagai korban, mereka adalah orang yang dicuri karyanya. Ketidakadilan pun berbicara ketika melihat mereka sudah susah payah menyelesaikan soal sementara si penjiplak bisa melewatinya dengan mudah dalam sekedipan mata. Belum lagi jika nilai si penjiplak malah lebih tinggi daripada yang dijiplak.
Kebiasaan Copas di mahasiswa juga membawa penderitaan di meja dosen. Dengan adanya ketidakjelasan hasil pengerjaan para mahasiswa ini, dosen tidak dapat benar-benar mengukur kemampuan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah terkait. Lebih lanjut, dosen tidak bisa benar-benar mengukur dan mengevaluasi kemampuan mengajarnya.
Apakah kebiasaan copy-paste ini juga ada di kampus kalian? Semoga tidak. Bagaimana pun juga, kita harus menghargai kerja keras orang lain dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Dengan mengusahakan sendiri tugas-tugas yang ada, itu artinya kita juga menghargai diri sendiri sebagai seorang mahasiswa. Jadilah mahasiswa yang sebenarnya.
Bagaimana menurut kalian dengan kebiasaan copy-paste di kalangan mahasiswa ini?

Sabtu, 02 Agustus 2014

Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakain obat-obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang cukup wajar/sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan.
Penyalahgunaan narkoba juga berpengaruh pada tubuh dan mental-emosional para pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat. Pengaruh narkoba pada remaja bahkan dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat perkembangan kepribadianya. Narkoba dapat merusak potensi diri, sebab dianggap sebagai cara yang “wajar” bagi seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari.
Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.
Terdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai “pemicu” seseorang dalam penyalahgunakan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor lingkungan, dan faktor kesediaan narkoba itu sendiri.
1.Faktor Diri
a.Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang tentang akibatnya di kemudian hari.
b.Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran.
c.Keinginan untuk bersenang-senang.
d.Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau lingkungan tertentu.
e.Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant (perangsang).
f.Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup.
g.Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar.
h.Menderita kecemasan dan kegetiran.
i.Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke arah penyalahgunaan narkoba.
j.Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.
k.Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.
l.Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.
m.Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
n.Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.
o.Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan menimbulkan masalah.
p.Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.
q.Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba.
2.Faktor Lingkungan
a.Keluarga bermasalah atau broken home.
b.Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan pengedar gelap nrkoba.
c.Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba.
d.Sering berkunjung ke tempat hiburan (café, diskotik, karoeke, dll.).
e.Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
f.Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis.
g.Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.
h.Orang tua yang otoriter,.
i.Orang tua/keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa pengawasan.
j.Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang/di luar rumah.
k.Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi, tidak ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari masyarakat,kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan public yang buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas.
m.Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran.
3.Faktor Ketersediaan Narkoba.
Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang untuk memakai narkoba
karena :
a.Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.
b.Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.
c.Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
d.Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukum.
e.Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.
f.Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantu bisnis perdagangan gelap narkoba.
g.Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan narkoba.
h.Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar.
i. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yagn kuat dan professional. Bahan dasar narkoba (prekursor) beredar bebas di masyarakat.(RQ@DATIN)
Sumber : “Buku : ADVOKASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA,
BNN-RI 2009”